Senin, 06 Agustus 2012

YKI: Kalau Nggak Ada Rokok, 50 Persen Kasus Kanker Hilang

Jakarta, Kebiasaan rokok banyak dikaitkan dengan makin meningkatnya kasus kanker belakangan ini. Bahkan menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), 50 persen kasus kanker yang ada di seluruh dunia akan hilang jika tidak ada lagi orang yang merokok.

"Sekitar 50 persen masalah kanker itu disebabkan oleh rokok. Jadi kalau nggak ada rokok, 50 persen kasus kanker hilang," kata Dr Ulfana Said Umar, Wakil Sekretaris Umum YKI usai launching Cigna Complete Cancer Protection di Restoran Bebek Bengil Menteng, Kamis (2/8/2012).

Dari sekitar 4.000 senyawa yang terkandung dalam rokok, 60 senyawa di antaranya merupakan karsinogen atau zat pemicu kanker. Oleh karenanya, tidak heran jika rokok selalu dikambinghitamkan sebagai faktor pemicu dalam berbagai jenis kanker pada manusia.

Jenis kanker yang paling banyak dikaitkan dengan rokok umumnya berkaitan dengan saluran nafas terutama paru-paru, yang memang terlibat kontak langsung dengan asap rokok. Data dari RS Persahabatan misalnya, mengungkap bahwa 9 dari 10 pasien kanker paru punya riwayat merokok.

Bahkan jenis-jenis kanker pada organ yang tidak secara langsung terlibat kontak dengan asap rokok, juga banyak berhubungan dengan riwayat merokok. Misalnya para perempuan, kanker serviks atau leher rahim dan kanker payudara juga sering dikaitkan dengan rokok sebagai faktor risiko.

Sayangnya, peraturan yang mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia termasuk yang paling lemah dibanding negara lain di dunia. Harga rokok di Indonesia masih termasuk yang paling murah, boleh dijual eceran dan dibeli anak-anak, serta belum terlalu ketat mengatur area bebas rokok.

Akibatnya dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah perokok yang kebetulan dibarengi dengan peningkatan jumlah penderita berbagai jenis kanker. Bahkan data dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menunjukkan, jumlah perokok di kalangan anak usia 10-14 tahun naik lebih dari 4 kali lipat sejak 1995.


sumber : detik health.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar