London, Rokok diketahui bisa menimbulkan banyak efek
buruk bagi kesehatan. Tapi seorang dokter terkemuka di Inggris
menuturkan bahwa merokok di dalam mobil lebih berbahaya bagi kesehatan
dibanding menghirup asap knalpot.
Douglas Noble, seorang ahli kesehatan publik dari British Medical Association mengklaim
untuk menyerukan kontrol terhadap tembakau bagi pengendara kendaraan
bermotor terutama larangan merokok saat mengemudi.
"Di dalam
mobil konsentrasi partikel diketahui 27 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan seseorang yang merokok di dalam rumah, dan 20 kali
lipat lebih tinggi daripada di pub," ujar Noble, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (30/6/2011).
Noble
menuturkan konsentrasi tersebut jelas lebih bisa menimbulkan efek buruk
bagi kesehatan, sehingga diperlukan peraturan yang ketat terutama untuk
melindungi perempuan hamil serta anak-anak dari paparan asap rokok.
Diperlukan
berbagai kampanye untuk mengakhiri kebiasaan merokok di dalam mobil
terutama bagi orang yang membawa anak-anak atau ibu hamil di dalamnya,
hal ini karena perokok tersebut telah membuat penumpang lainnya menjadi
perokok pasif sehingga memiliki risiko kesehatan yang sama atau justru
lebih besar dari perokok aktif.
Jika peraturan larangan merokok
di dalam mobil bisa dilaksanakan, maka diharapkan nantinya juga bisa
diterapkan larangan merokok di dalam rumah dan tempat-tempat lainnya
sehingga mengurangi jumlah perokok pasif dan dampak buruk dari asap
rokok.
Berbagai studi mengenai rokok telah menjelaskan bahwa di
dalam asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik)
serta 43 senyawa penyebab kanker (karsinogenik).
Selain itu asap
rokok kalau ditiupkan ke meja agak susah hilangnya karena dia lengket,
jadi bagaimana jadinya jika asap itu masuk ke dalam paru-paru yang makin
lama semakin banyak jumlahnya.
Bukti-bukti ilmiah juga telah
menunjukkan hubungan antara rokok dengan terjadinya berbagai penyakit
seperti kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan,
penyakit gangguan reproduksi dan juga kehamil
sumber: detik health.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar