Jakarta, Berbagai cara dilakukan orang untuk dapat
berhenti merokok, karena berhenti merokok memang bukan perkara yang
mudah. Tapi penelitian baru menemukan bahwa SMS yang berisi motivasi
dapat dua kali lipat membantu orang untuk berhenti merokok.
Ponsel sepertinya sudah menjadi benda yang tak asing bagi masyarakat, termasuk fasilitas SMS (Short Message Service) yang dimilikinya. Kini SMS tak hanya jadi alat komunikasi tetapi juga membantu perokok untuk meninggalkan kebiasaan buruknya.
Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa pesan teks (SMS) motivasi memiliki dua kali
lipat kemungkinan untuk dapat membuat para perokok 'bertobat'.
Dalam
penelitian yang melibatkan 5.800 perokok di Inggris yang ingin
berhenti, penelitidan kelompok kontrol yang tidak menerima SMS motivasi
(2.885 peserta).
Pesan-pesan motivasi yang dikirimkan kepada kelompok yang disebut txt2stop adalah
dorongan, membantu mengatasi ngidam dan efek balikan, serta nasihat
tentang mencegah penambahan berat badan saat berhenti merokok.
"Waktu
mengidam rokok berlangsung rata-rata kurang dari 5 menit. Untuk
membantu mengalihkan perhatian Anda, cobalah menikmati minuman
perlahan-lahan sampai keinginan itu hilang," isi salah satu pesan
motivasi, seperti dilansir Healthday, Jumat (30/6/2011).
Air
liur peserta juga diuji untuk memverifikasi apakah cara ini benar-benar
berhasil. Hasilnya, kelompok yang menerima SMS motivasi lebih dari dua
kali lipat untuk bisa berhenti merokok ketimbang orang dalam kelompok
kontrol, yaitu 10,7 persen versus 4,9 persen.
"Temuan menunjukkan
bahwa SMS motivasi harus ditambahkan sebagai teknik yang digunakan
untuk membantu orang berhenti merokok," kata Dr. Caroline Free, dari
London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
Menurutnya, pesan
teks atau SMS adalah cara yang sangat mudah bagi perokok untuk menerima
dukungan agar dapat berhenti. Orang dalam kelompok txt2stop digambarkan seperti memiliki 'teman' untuk mendorong atau 'malaikat' di bahu mereka.
"Ini
membantu orang menahan godaan untuk merokok," kata Dr Free, dalam rilis
berita jurnal. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal online 29 bulan Juni di The Lanc
sumber;detik health
Tidak ada komentar:
Posting Komentar