Rabu, 25 Juli 2012

Puasa Jadi Momen Tepat untuk Tobat Merokok?

Jakarta, Tidak sedikit perokok yang memanfaatkan bulan puasa sebagai momen untuk berhenti merokok. Jika makan dan minum yang merupakan kebutuhan pokok saja bisa dibatasi, bisakah merokok yang jelas tidak ada manfaatnya dihentikan saat puasa?

Aby, seorang karyawan swasta di Jakarta memiliki tekad bulat untuk menghentikan kebiasaan merokok yang dimulainya sejak duduk di bangku SMP. Jika berhasil, maka bulan Ramadan 1433 H, atau bulan puasa tahun ini bakal menjadi momen bersejarah bagi lelaki paruh baya ini.

Niat berhenti merokok memang tidak diputuskan oleh Aby bertepatan dengan awal bulan puasa, melainkan sudah sejak 3 pekan yang lalu. Namun diakuinya, datangnya bulan Ramadan tidak lama sesudahnya telah menjadi motivasi tersendiri untuk menyukseskan tekadnya tersebut.

"Awalnya saya berhenti karena batuk-batuk. Begitu batuk sembuh, pas masuk bulan puasa. Jadi Alhamdulillah, puasa memang benar-benar membantu," kata Aby yang mengaku mengalami radang paru-paru, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (25/7/2012).

Tentu tidak mudah bagi Aby yang selama ini tergolong perokok berat, yang biasanya dalam sehari bisa menghabiskan 3 bungkus rokok. Butuh motivasi yang sangat kuat, untuk bisa benar-benar langsung lepas dari kecanduan tanpa melalui tahapan mengurangi sedikit-sedikit.

Keinginan kuat untuk memanfaatkan bulan puasa sebagai momen berhenti merokok juga dialami oleh Saryono, seorang sopir jasa transportasi di Jakarta. Laki-laki 28 tahun asal Cilacap ini sudah meneguhkan hati, untuk mengucapkan selamat tinggal pada asap tembakau pada bulan puasa tahun ini.

"Saya yakin bisa berhenti. Istri mendukung, sementara anak saya juga sudah mulai besar. Sudah 4 tahun, sebentar lagi masuk TK," kata Saryono yang biasa menghabiskan 2 bungkus rokok Sampoerna Mild perhari, bahkan sebelumnya lebih parah lagi karena rokoknya adalah tembakau linting tanpa filter.

Diakui oleh Saryono, memang tidak mudah untuk berhenti merokok pada bulan puasa. Pasalnya di lingkungan tempat kerjanya, rekan-rekan yang habis buka puasa atau sahur pasti merokok bersama-sama sehingga selalu ada keinginan untuk bergabung dan bersama-sama menghisap asap tembakau.

Sementara Wawan, seorang karyawan swasta yang berkantor di Jakarta Selatan mengaku belum berani menargetkan berhenti merokok pada bulan puasa tahun ini. Namun ia memastikan, momen ini akan ia manfaatkan untuk mengurangi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari.

"Biasanya sehari satu bungkus. Ini sekarang sudah puasa hari kelima baru habis satu bungkus. Niatnya sih seterusnya, tapi lihat saja nanti," kata Wawan yang sebenarnya merasa tidak bebas untuk merokok di tempat kerjanya, karena harus pergi ke tangga darurat yang jarang dilalui orang.

Bagi Wawan, bulan puasa merupakan momen yang paling tepat untuk mengurangi atau bahkan berhenti merokok sama sekali. Selain tidak bisa merokok di siang hari karena akan membatalkan puasa, juga karena malamnya harus ikut tarawih sehingga waktu merokoknya otomatis ikut terpangkas.

Berhenti merokok di bulan puasa telah menjadi tren di kalangan perokok, yang mulai menyadari pentingnya hidup sehat jauh dari asap rokok. Begitu ada motivasi, maka kecanduan akan jauh lebih mudah diatasi karena secara medis maupun keagamaan, merokok di bulan puasa sangat tidak dianjurkan.

Namun kadang, berhenti merokok hanya bisa dilakukan selama bulan puasa lalu kambuh lagi di bulan-bulan berikutnya. Sebenarnya, berhenti merokok di bulan puasa itu susah atau mudah? Ikuti terus liputan khusus tentang 'Tobat Merokok di Bulan Puasa'.

sumber : detikhealth.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar