Jakarta, Tidak sedikit perokok yang memanfaatkan bulan
puasa sebagai momen untuk berhenti merokok. Jika makan dan minum yang
merupakan kebutuhan pokok saja bisa dibatasi, bisakah merokok yang jelas
tidak ada manfaatnya dihentikan saat puasa?
Aby, seorang
karyawan swasta di Jakarta memiliki tekad bulat untuk menghentikan
kebiasaan merokok yang dimulainya sejak duduk di bangku SMP. Jika
berhasil, maka bulan Ramadan 1433 H, atau bulan puasa tahun ini bakal
menjadi momen bersejarah bagi lelaki paruh baya ini.
Niat
berhenti merokok memang tidak diputuskan oleh Aby bertepatan dengan awal
bulan puasa, melainkan sudah sejak 3 pekan yang lalu. Namun diakuinya,
datangnya bulan Ramadan tidak lama sesudahnya telah menjadi motivasi
tersendiri untuk menyukseskan tekadnya tersebut.
"Awalnya saya
berhenti karena batuk-batuk. Begitu batuk sembuh, pas masuk bulan puasa.
Jadi Alhamdulillah, puasa memang benar-benar membantu," kata Aby yang
mengaku mengalami radang paru-paru, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (25/7/2012).
Tentu
tidak mudah bagi Aby yang selama ini tergolong perokok berat, yang
biasanya dalam sehari bisa menghabiskan 3 bungkus rokok. Butuh motivasi
yang sangat kuat, untuk bisa benar-benar langsung lepas dari kecanduan
tanpa melalui tahapan mengurangi sedikit-sedikit.
Keinginan kuat
untuk memanfaatkan bulan puasa sebagai momen berhenti merokok juga
dialami oleh Saryono, seorang sopir jasa transportasi di Jakarta.
Laki-laki 28 tahun asal Cilacap ini sudah meneguhkan hati, untuk
mengucapkan selamat tinggal pada asap tembakau pada bulan puasa tahun
ini.
"Saya yakin bisa berhenti. Istri mendukung, sementara anak
saya juga sudah mulai besar. Sudah 4 tahun, sebentar lagi masuk TK,"
kata Saryono yang biasa menghabiskan 2 bungkus rokok Sampoerna Mild
perhari, bahkan sebelumnya lebih parah lagi karena rokoknya adalah
tembakau linting tanpa filter.
Diakui oleh Saryono, memang tidak
mudah untuk berhenti merokok pada bulan puasa. Pasalnya di lingkungan
tempat kerjanya, rekan-rekan yang habis buka puasa atau sahur pasti
merokok bersama-sama sehingga selalu ada keinginan untuk bergabung dan
bersama-sama menghisap asap tembakau.
Sementara Wawan, seorang
karyawan swasta yang berkantor di Jakarta Selatan mengaku belum berani
menargetkan berhenti merokok pada bulan puasa tahun ini. Namun ia
memastikan, momen ini akan ia manfaatkan untuk mengurangi jumlah rokok
yang dihisapnya setiap hari.
"Biasanya sehari satu bungkus. Ini
sekarang sudah puasa hari kelima baru habis satu bungkus. Niatnya sih
seterusnya, tapi lihat saja nanti," kata Wawan yang sebenarnya merasa
tidak bebas untuk merokok di tempat kerjanya, karena harus pergi ke
tangga darurat yang jarang dilalui orang.
Bagi Wawan, bulan puasa
merupakan momen yang paling tepat untuk mengurangi atau bahkan berhenti
merokok sama sekali. Selain tidak bisa merokok di siang hari karena
akan membatalkan puasa, juga karena malamnya harus ikut tarawih sehingga
waktu merokoknya otomatis ikut terpangkas.
Berhenti merokok di
bulan puasa telah menjadi tren di kalangan perokok, yang mulai menyadari
pentingnya hidup sehat jauh dari asap rokok. Begitu ada motivasi, maka
kecanduan akan jauh lebih mudah diatasi karena secara medis maupun
keagamaan, merokok di bulan puasa sangat tidak dianjurkan.
Namun
kadang, berhenti merokok hanya bisa dilakukan selama bulan puasa lalu
kambuh lagi di bulan-bulan berikutnya. Sebenarnya, berhenti merokok di
bulan puasa itu susah atau mudah? Ikuti terus liputan khusus tentang
'Tobat Merokok di Bulan Puasa'.
sumber : detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar